PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR
“Nanti setelah ambil rapot langsung
berangkat ya,ayah takut kalau kehabisan tiket!”
“Ya,boleh.” Kata Disa.
Disa sudah merindukan kampung halaman
yang telah ditinggalkan sekitar 4 tahun lamanya, dan rencananya sehabis mengambil
rapot akhir tahun pelajaran,Disa dan ayahnya langsung naik bus menuju terminal
bus ternama untuk bias mengantarkannya sampai luar Pulau Jawa.
Hari yang ditunggu-tunggu,akhirnya
terwujud pada beberapa jam kemudian. Bertemu seluruh keluarga dan
sahabat,betapa indahnya. Disa meninggalkan kampung halamanya disumatera untuk
mengejar dan menggapai cita-citanya alias merantau demi pendidikan yang lebih
layak. Itu jugayang membuat Disa semangat untuk menjadi juara kelas,karena
untuk yang pertama kalinya ayahnya yang mengambil rapot, jadi jangan
malu-maluin batin Disa.
Menuju sekolah dengan menjadi
penumpang sedangkan ayahnya menjadi sopirnya sungguh hal yang sangat
membahagiakan,apalagi pemandangan seolah-olah memberikan yang terbaik dengan
udara yang sejuk. Gunung-gunung seakan akan menyambut perjalanan yang Disa dan
ayahnya lakukan. Sampai akhirnya sampai disekolah yang cukup ternama dengan
kedisiplinannya.
“Kelas kamu yang mana?” Tanya ayahnya.
“Itu,msuk aja yah,” Jawab Disa
sembari mengacungkan jari telunjuknya.
Waktu pembagian rapot tiba,Disa
sangat deg-degan menunggu hasilnya.
“Selamat nak,kamu juara 1.” Kata
ayah penuh bangga ketika keluar dari ruangan kelas.
“Alhamdulullah,terimakasih ya Allah!”Ujar
Disa dengan bahagia,lalu teman-temannya menyalami dan member ucapa selamat.
Setelah mengambil barang-barang yang
akan dibawa Disa,segera saja Disa meminta pamit pada tante dan paman. Dengan menggunakan
kemeja warna ungu dan celana jeans yang simple
Disa melangkah bahagia menuju kampung halaman, dimana dia telah ditunggu oleh
orang-orang yang dicintai dan mencintainya yaitu Family.
“Semoga perjalannya menyenangkan ya,
yah.”
“Ya,berdoalah meminta keselamatan
pada Allah.”Kata ayah.
“Pasti,itu crew Trans7 ya?ihh,,acara
masih dunia lain,ngeri!” Tanya Disa lirih.
“Sepertinya iya,udah biasa saja.” Suruh
ayah.
Waktu naik bus,Disa bertemu banyak
orang. Coba yang satu ini crew Trans7 di acara yang lain gitu,pastinya Disa
sudah meminta foto bareng. Tetapi malah yang ditemuinya crew masih dunia lain
yang pakaiannya aja nyeremin hitam semua.
“Apa tidak ada pemandangan yang
lebih indah gitu?”harap Disa dalam hati.
Tiba-tiba,ada seorang cowo yang
lumayan ganteng,Dia rupanya bersama ibunya,tuhan telah mendengan kata hati Disa
dengan mengirimkn sesuatu yang indah.
“wow,it is amazing,namanya sapa yan
dan dia duduk didepanku ha..ha..asik.” lagi-lagi batin Disa bahagia.
Disa memang cewek payah, dia selalu
mengharap Cuma dala hati. Disa tidak pernah bicara dengannya,bicara soal
perasaannya pada ayahnya saja malu apalagi sama cowo yang baru ditemuinya. Disa
hanya bias menjaga sikapnya, jangan sampai dia terganggu dengan sikap yang
mengaguminya.
“Ngga papa deh berusaha!” Kata Disa.
“Kamu ngomong apa Dis?” Tanya ayah pada
Disa.
Rupanya ayah mendengar apa yang
dikatakan oleh Disa.
“Nggak...nggak apa-apa kok
yah,,he,,he” Wajah Disa merah jambu malu tapi tetap pasang muka imut.
Hari-hari dalam perjalanan sungguh
menyenagkan walau tanpa mandi satu kalipun. Biasanya naik bus kalau lancer 2-3
hari sudah sampai tujuan tapi ternyata busnya rusak dan mogok. Banyak orang
yang mengeluh,mengapa bus Cuma body’nya saja yang bagus tapi ternyata mesinnya
sama sekali tidak layak. Ada juga yang mengeluhkan bus yang bagus hanya
digunakan antar kota,tapi giliran luar pulau malah pakai yang rusak apa nggak
terbalik.
“Sebenatar lagi nyebrang malah mogok”
Keluh ayah Disa.
“Iya padahal aku ingin lihat laut
pada siang hari.”
Tanpa didugacowok itu mendekati ayah
Disa dan mengajak ngobrol,dari yang kudengar namanya Iqbal.
‘Ha,,ha, senangnya” Batin Disa.
Diantara orang –orang yang yang
mengeluh, Disa’lah yang paling bahagia. Apalagi Disa berdoa untuk bersamany
dalam waktu yang cukup lama. Disa hanya bias menjadi pendengar yang baik,
mendengar Ayahnya dan Iqbal bicara tentang hobi mereka yaitu otomotif.
Setelah bus selesai diperbaiki
mereka tetap mengobrol sampai-sampai mereka tidak menghiraukan orang-orang yang
sedang tidur,pantas saja ini sudah pukul 11.00 malam. Banyak orang tidur dalam
pose yang lucu,ada yan selimutan pakai sarung,ada juga yang sangking dinginnya
sampai handuk menjadi tambahan selimut.
Hari ini rupanya hari terakhir
perjalanan menuju sumatera,kalau tidak salah subuh Disa sudah sampai tujuan dan
meninggalkan semua orang-orang yang sudah akrab karena 4 hari lamanya bersama.
Disela-sela perjalanan akhirnya Iqbal membuka pertanyaa pada Disa.
“Hai, kalau boleh tahu namamu siapa?”
“Oh,,namaku Senandung Disa,pangil
aja Disa.kamu?”
“Iqbal,kamu sekolah di Semarang ya
kenapa nggak di Jogja aja?”
Kayaknya Iqbal menyayangkan kalau
Disa selama ini bersekolah di Semarang, mungkin Iqbal jadi tidak bisa bertemu
dengan Disa karena dia tinggalnya di
Jogja. Disa sedikit bingung apa yang harus dijawabnya.
“Hmm,,apa ya, mungkin saudara banyak
di Semarang.” Jawab Disa sekenanya.
Malam iu,pertanyaan demi pertanyaan
terlontarkan yang membut hati Disa lega, sampai akhirnya harus berpisah karena
bus segera berhenti yang artinya sudah sampai tujuan yang Disa inginkan. Disa
mengikuti ayahnya keluar dari Bus, dia sempat membalikkan mukanya,melihat Iqbal
untuk yang terakhir kalinya.
“Semoga kita berjumpa lagi.” Kata
Disa dalam hati.
000
0 comments:
Posting Komentar