Senin, 06 Agustus 2012

cerita pendek


PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR

            “Nanti setelah ambil rapot langsung berangkat ya,ayah takut kalau kehabisan tiket!”
            “Ya,boleh.” Kata Disa.
            Disa sudah merindukan kampung halaman yang telah ditinggalkan sekitar 4 tahun lamanya, dan rencananya sehabis mengambil rapot akhir tahun pelajaran,Disa dan ayahnya langsung naik bus menuju terminal bus ternama untuk bias mengantarkannya sampai luar Pulau Jawa.
            Hari yang ditunggu-tunggu,akhirnya terwujud pada beberapa jam kemudian. Bertemu seluruh keluarga dan sahabat,betapa indahnya. Disa meninggalkan kampung halamanya disumatera untuk mengejar dan menggapai cita-citanya alias merantau demi pendidikan yang lebih layak. Itu jugayang membuat Disa semangat untuk menjadi juara kelas,karena untuk yang pertama kalinya ayahnya yang mengambil rapot, jadi jangan malu-maluin batin Disa.
            Menuju sekolah dengan menjadi penumpang sedangkan ayahnya menjadi sopirnya sungguh hal yang sangat membahagiakan,apalagi pemandangan seolah-olah memberikan yang terbaik dengan udara yang sejuk. Gunung-gunung seakan akan menyambut perjalanan yang Disa dan ayahnya lakukan. Sampai akhirnya sampai disekolah yang cukup ternama dengan kedisiplinannya.
            “Kelas kamu yang mana?” Tanya ayahnya.
            “Itu,msuk aja yah,” Jawab Disa sembari mengacungkan jari telunjuknya.
            Waktu pembagian rapot tiba,Disa sangat deg-degan menunggu hasilnya.
            “Selamat nak,kamu juara 1.” Kata ayah penuh bangga ketika keluar dari ruangan kelas.
            “Alhamdulullah,terimakasih ya Allah!”Ujar Disa dengan bahagia,lalu teman-temannya menyalami dan member ucapa selamat.
            Setelah mengambil barang-barang yang akan dibawa Disa,segera saja Disa meminta pamit pada tante dan paman. Dengan menggunakan  kemeja warna ungu dan celana jeans yang simple Disa melangkah bahagia menuju kampung halaman, dimana dia telah ditunggu oleh orang-orang yang dicintai dan mencintainya yaitu Family.
            “Semoga perjalannya menyenangkan ya, yah.”
            “Ya,berdoalah meminta keselamatan pada Allah.”Kata ayah.
            “Pasti,itu crew Trans7 ya?ihh,,acara masih dunia lain,ngeri!” Tanya Disa lirih.
            “Sepertinya iya,udah biasa saja.” Suruh ayah.
            Waktu naik bus,Disa bertemu banyak orang. Coba yang satu ini crew Trans7 di acara yang lain gitu,pastinya Disa sudah meminta foto bareng. Tetapi malah yang ditemuinya crew masih dunia lain yang pakaiannya aja nyeremin hitam semua.
            “Apa tidak ada pemandangan yang lebih indah gitu?”harap Disa dalam hati.
            Tiba-tiba,ada seorang cowo yang lumayan ganteng,Dia rupanya bersama ibunya,tuhan telah mendengan kata hati Disa dengan mengirimkn sesuatu yang indah.
            “wow,it is amazing,namanya sapa yan dan dia duduk didepanku ha..ha..asik.” lagi-lagi batin Disa bahagia.
            Disa memang cewek payah, dia selalu mengharap Cuma dala hati. Disa tidak pernah bicara dengannya,bicara soal perasaannya pada ayahnya saja malu apalagi sama cowo yang baru ditemuinya. Disa hanya bias menjaga sikapnya, jangan sampai dia terganggu dengan sikap yang mengaguminya.
            “Ngga papa deh berusaha!” Kata Disa.
            “Kamu ngomong apa Dis?” Tanya ayah pada Disa.
            Rupanya ayah mendengar apa yang dikatakan oleh Disa.
            “Nggak...nggak apa-apa kok yah,,he,,he” Wajah Disa merah jambu malu tapi tetap pasang muka imut.
            Hari-hari dalam perjalanan sungguh menyenagkan walau tanpa mandi satu kalipun. Biasanya naik bus kalau lancer 2-3 hari sudah sampai tujuan tapi ternyata busnya rusak dan mogok. Banyak orang yang mengeluh,mengapa bus Cuma body’nya saja yang bagus tapi ternyata mesinnya sama sekali tidak layak. Ada juga yang mengeluhkan bus yang bagus hanya digunakan antar kota,tapi giliran luar pulau malah pakai yang rusak apa nggak terbalik.
            “Sebenatar lagi nyebrang malah mogok” Keluh ayah Disa.
            “Iya padahal aku ingin lihat laut pada siang hari.”
            Tanpa didugacowok itu mendekati ayah Disa dan mengajak ngobrol,dari yang kudengar namanya Iqbal.
            ‘Ha,,ha, senangnya” Batin Disa.
            Diantara orang –orang yang yang mengeluh, Disa’lah yang paling bahagia. Apalagi Disa berdoa untuk bersamany dalam waktu yang cukup lama. Disa hanya bias menjadi pendengar yang baik, mendengar Ayahnya dan Iqbal bicara tentang hobi mereka yaitu otomotif.
            Setelah bus selesai diperbaiki mereka tetap mengobrol sampai-sampai mereka tidak menghiraukan orang-orang yang sedang tidur,pantas saja ini sudah pukul 11.00 malam. Banyak orang tidur dalam pose yang lucu,ada yan selimutan pakai sarung,ada juga yang sangking dinginnya sampai handuk menjadi tambahan selimut.
            Hari ini rupanya hari terakhir perjalanan menuju sumatera,kalau tidak salah subuh Disa sudah sampai tujuan dan meninggalkan semua orang-orang yang sudah akrab karena 4 hari lamanya bersama. Disela-sela perjalanan akhirnya Iqbal membuka pertanyaa pada Disa.
            “Hai, kalau boleh tahu namamu siapa?”
            “Oh,,namaku Senandung Disa,pangil aja Disa.kamu?”
            “Iqbal,kamu sekolah di Semarang ya kenapa nggak di Jogja aja?”
            Kayaknya Iqbal menyayangkan kalau Disa selama ini bersekolah di Semarang, mungkin Iqbal jadi tidak bisa bertemu dengan Disa karena  dia tinggalnya di Jogja. Disa sedikit bingung apa yang harus dijawabnya.
            “Hmm,,apa ya, mungkin saudara banyak di Semarang.” Jawab Disa sekenanya.
            Malam iu,pertanyaan demi pertanyaan terlontarkan yang membut hati Disa lega, sampai akhirnya harus berpisah karena bus segera berhenti yang artinya sudah sampai tujuan yang Disa inginkan. Disa mengikuti ayahnya keluar dari Bus, dia sempat membalikkan mukanya,melihat Iqbal untuk yang terakhir kalinya.
            “Semoga kita berjumpa lagi.” Kata Disa dalam hati.
000

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Widgetskupu